Opportunity-Based Theory : Maraknya Usaha Dropshipping di Kalangan Mahasiswa

Opportunity-Based Theory : Maraknya Usaha Dropshipping di Kalangan Mahasiswa

Berwirausaha merupakan kegiatan usaha yang dilakukan oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh atas segala aspek berbisnis, dimulai dari perencanaan, produksi, pemasaran, promosi, hingga pengelolaan keuangan usaha tersebut. Tak lupa bahwa wirausaha ini diperlukan inovasi yang kuat guna menjadi Point of Parity (POP) serta Point of Differences (POD) produk, agar tak mudah ditiru yang menimbulkan banyaknya pesaing.  Inovasi sendiri terdapat dua kriteria utama yaitu kebaruan (novelty) dan perbaikan (improvement). Dalam kriteria kebaruan tidak hanya menciptakan sebuah produk baru, akan tetapi dari sisi nilai guna, kondisi, dan inovasi dan aplikasinya. Kriteria perbaikan sendiri berarti mencari solusi lain yang
paling optimal dan berguna untuk suatu proses ataupun suatu produk (Saragih, 2017). Sebagai pendamping dari inovasi yaitu kemampuan adaptasi atau melek akan kondisi dunia luar sangat diperlukan guna penyempurna inovasi dan sebagai jalan untuk melakukan riset pasar.

Mudahnya membuka berwirausaha serta banyaknya teknlogi yang mendukung, menjadi salah satu jalan untuk para mahasiswa membuka usaha dengan modal yang seadanya. Usaha yang sedang trend saat ini yaitu menjadi dropshipper.

Dropshipping merupakan salah satu jenis usaha penjualan produk tetapi tidak harus memiliki atau menyimpam stok barang. Posisi dropshipper di sini sebagai perantara atau jembatan antara supplier dengan pelanggan, serta penyimpanan, pengemasan, serta pengiriman produk adalah tanggung jawab dari supplier. Dropshipper sendiri bertanggung jawab atas pemasaran serta mengkomunikasikan bila ada pesanan ke supplier dan harga ditentukan oleh dropshipper sendiri. Usaha ini sangat cocok untuk mahasiswa karena lebih fleksibel dan efisien. Sehingga tak heran jika dropshipping ini sangat popular dikalangan mahasiswa karena dengan kemudahannya dan resiko nya lebih rendah dengan keuntungan diatur oleh dropshipper sendiri bahkan kita bisa membuat nama

Finance. Accounting documents on the table

brand sendiri.

Dropshipping ini mulai populer sejak munculnya berbagai platform e-commerce dan fitur di media sosial yang memudahkan dalam pemasaran produk. Banyaknya pengguna e-commerce di Indonesia menjadi sebuah peluang besar dalam memasarkan dan mempromosikan produk. Dan menurut pantauan Netralnews,dropshipping ini mengalami peningkatan yang signifikan pascapandemi terutama pada kaum mahasiswa yang hanya mengandalkan ponsel dan koneksi internet.

Opportunity-Based Theory (Teori Berbasis Peluang)

Teori ini dikenalkan oleh Peter Drucker. Beliau menyampaikan bahwasanya berwirausaha tidak cukup hanya dengan menciptakan suatu perubahan, tetapi dengan memanfaatkan peluang dengan adanya perubahan tekonologi maupun preferensi dari konsumen dengan cara meningkatkan skills beradaptasi seperti mengenali dan merespons (Drucker, 1985).

Wirausahawan harus bisa memanfaatkan peluang dengan baik karena berkemungkinan akan terbuka untuk hal lain, dikarenakan peluang mempunyai ukuran serta tahapannya masing-masing. Layaknya seperti di rumah,  Ketika membuka pintu luar maka akan mendapatkan pintu-pintu lain di dalam (Dangote, 2005).

Teori berbasis peluang ini mencerminkan dropshipping, karena di era globalisasi dan pesatnya perubahan teknologi yang menciptakan 73, 06 juta pengguna e-commerce per tahun 2025 di Indonesia (Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Kementrian Perdagangan) menjadikan sebuah peluang besar untuk mahasiswa dalam berbisnis. Hal tersebut membuat banyak mahasiswa yang tidak hanya fokus terhadap studi, tetapi juga dalam berbisnis guna penambah penghasilan.

Dropshipping ini memiliki waktu yang fleksibel, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah dalam mengelola pesanan. Tantangan membagi waktu antara kuliah, tugas, dan bisnis bisa diperkecil dibandingkan dengan usaha yang harus menyimpan, mengemas, dan melakukan pengiriman sendiri.

Selain fleksibilitas waktu, dropshiiping memiliki lokasi yang fleksibel, karena bisnis ini lebih mudah banyak dijalankan secara online sehingga bisa diakses dan kelola di mana saja dan tidak terikat dengan lokasi fisik tertentu.

 Net working seorang mahasiswa dapat menjadi sebuah modal besar, bahkan dengan usaha dropshipping bisa memperluas net working tersebut. Media sosial yang kini mudah didapatkan, informasi-informasi yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun, komunitas wirausaha yang sudah banyak diberbagai daerah, dan kegiatan-kegiatan yang bisa dimanfaatkan sebagai pengalaman, pengetahuan, bahkan promosi bisa dengan mudah didapatkan. Perubahan dan kemajuan ini bisa menjadi peluang atau bahkan tantangan tersendiri. Peluang berbisnis menjadi lebih besar dan tantangan akan adanya scam yang bisa merugikan dan mematahkan semangat mahasiswa, bahkan bisa menyebabkan mahasiswa burnout yang tidak hanya bisnisnya yang gagal tetapi kondisi mental dan fisiknya akan lelah dan stress sehingga proses studi nya akan terganggu. Hal tersebut bisa dihindari dengan melihat informasi yang relevan dan mencari sumber yang terpercaya agar dapat menjadi manfaat jangka panjang.

Namun dengan segala kelebihan dropshipping tetap ada kekurangannya, seperti persaingan semakin tinggi, ketergantungan kepada supplier karena semua kualitas dan proses penyimpanan hingga pengiriman ada ditangan supplier sehingga kita bisa mendapatkan dampak buruk jika terdapat masalah di supplier. Semua keluhan pelanggan ditangani olehh dropshipper walaupun ia tidak mengurus produksi barang tersebut.

Untuk memulai bisnis sebagai dropshipper yang pertama dilakukan harus mencari supplier yang terpercaya dengan kualitas produk yang baik. Setelah mendapatikan supplier, selanjutnya menandatangani kontrak yang biasanya mencakup harga produk, waktu pengiriman, biaya, kebijakan pengembalian (retur). Ketiga, dropshipper membuat platform atau toko online untuk mempromosikan produk tersebut dengan harga yang ditentukan oleh dropshiper. Keempat, Ketika ada pemesanan maka dropshipper harus segera mengkomunikasikan dengan supplier agar pesanan segera diproses.

Kelima, dropshipper mengirim konfirmasi kepada pelanggan mengenai informasi produk, estimasi pengiriman, serta nomor pelacakan jika ada. Supplier mengurus pengiriman produk dengan nama dropshipper sebagai pengirim (Khulwah, 2019). Terakhir, produk diterima pelanggan sesuai dengan pengiriman yang telah dijanjikan, serta dropshipper menangani masalah jika terdapat ketidaksesuaian dan mengkomunikasikan kepada supplier. Pembayaran dilakukan dari pelanggan kepada dropshipper, selanjutnya dropshipper membayar kepada supplier sesuai dengan harga beli dropshipper, termasuk juga dengan ongkos kirim.

Untuk mengembangkan usaha dropshipping maka harus memilih supplier yang terpercaya,  menciptakan toko yang menarik dengan mempromosikan produk secara kreartf dan efektif.

Kementerian Koperas dan UKM memberi respon baik terhadap jenis usaha dropshipping, dengan syarat tetap mematuhi ketentuan pajak serta perlindungan bagi konsumen. Pemerintah juga mendorong untuk mengembangkan brand lokal.

Kesimpulan

Dropshipping merupakan jenis usaha yang cocok dijalankan oleh para mahasiswa dengan fleksibilitas waktu dan lokasi sehingga kuliah beserta tugasnya tetap dijalankan dengan semestinya. Dropshipping juga merupakan salah satu jenis usaha yang berkaitan dengan oppurtunity-based theory karena memanfaatkan peluang atas perubahan yang terjadi, terutama pada perubahan teknologi.

Cara kerja yang mudah dan modal yang dibutuhkan minim menjadi alasan mahasiswa untuk menjalankan bisnis ini. Namun, dropshipping ini tetap mempunya kelemahan atau tantangan, seperti banyaknya pesaing, sulit untuk merespons pelanggan jika terjadi masalah karena ketergantungan terhadap supplier, dan juga kualitas produk yang sulit untuk diperhatikan.

Pemerintah juga menyambut baik akan usaha dropshipping. Kemungkinan besar, dropshipping ini akan tetap menjadi salah satu jenis usaha yang bertumbuh dan relevan, diiringi dengan teknologi digital yang berkembang pesat.

 

Biodata Penulis

Nama              : Citra Ayu

NIM                : 242300245

Prodi               : S1 Akuntansi

Instansi            : Universitas Alma Ata

Open chat