Kalau beberapa tahun lalu kita hanya bisa bayar dengan uang tunai di warung, kini kondisinya berbeda. Banyak warung kopi, angkringan, bahkan pasar tradisional sudah menerima pembayaran via QRIS. Cukup scan kode QR dengan aplikasi dompet digital, transaksi pun selesai tanpa ribet mencari uang kembalian.

Fenomena ini cepat diterima masyarakat karena kepraktisannya. Pembeli tidak perlu membawa banyak uang tunai, sementara pedagang merasa lebih aman karena uang langsung masuk ke rekening atau dompet digital mereka. Bahkan, beberapa pedagang mengaku omzet meningkat karena pelanggan lebih mudah bertransaksi.

Selain itu, adanya promo cashback dari e-wallet membuat pembayaran non-tunai semakin digemari. Dari segelas kopi di warung kaki lima hingga belanja sayur di pasar, QRIS menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari.

Meski begitu, tantangan tetap ada. Beberapa daerah masih terbatas sinyal internet sehingga pedagang mengandalkan metode lama. Namun di kota besar, penggunaan QRIS sudah menjadi bagian gaya hidup yang sulit dipisahkan.

Perubahan ini menunjukkan bahwa digitalisasi benar-benar masuk ke keseharian bisnis kecil. UMKM yang ikut beradaptasi punya peluang lebih besar untuk berkembang karena mampu menjangkau konsumen modern yang mengutamakan kecepatan dan kenyamanan.

Open chat